Jumat, 11 Februari 2011

Menikah, Cara mudah menjadi kaya


Menikah, Cara mudah menjadi kaya
Saidna Zulfikar bin Thahir

Keraguan sering kali muncul disaat memikirkan kesulitan dan banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam berumah-tangga (suami-istri) yang mungkin dilatarbelakangi oleh keadaan di sekeliling maupun keluhan dari kawan, kakak dan orang-orang terdekat yang telah menikah sehingga timbul keraguan bahkan rasa takut yang berlebihan, tidak mengherankan jika jawaban mereka selalu pesimis saat ditanya kapan akan menikah, karena meraka merasa belum siap menjalani pahit getirnya perkawinan.

Berbeda dengan orang-orang yang selalu melihat kemesraan dan kebahagiaan suami-istri yang ada di dekatnya meskipun kebanyakan dari apa yang disaksikannya belum tentu benar atau sekedar sandiwara, namun dalam benaknya, hal tersebut (berumah-tangga) adalah keindahan yang harus segera diraihnya sebelum sesal di kemudian hari, tanpa ditanyai pun mereka akan menjawab dengan pasti akan segera menikah. Kedua hal tersebut adalah benar bahwa menikah bukanlah seperti membeli kacang di pasar melainkan harus difikir dipilih dan dipertimbangkan agar rumah tangga tersebut kelak menjadi sakinah mawaddah warahmah, akan tetapi hal tersebut janganlah dijadikan beban, melainkan sebagai tolak ukur dalam menjalaninya, singkirkan perasaan takut dan ketidak siapan dalam diri, jika tidak, hal itu selamanya akan membuatmu tidak akan pernah siap untuk menjalaninya.
Untuk menghilangkan keraguan dan mengokohkan niat, haruslah kiranya diketahui bahwa tujuan dari pada nikah adalah ibadah, karena Allah SWT berfirman : ” Wankihul ayama minkum wa asshalihina min ibadikum wa imaikum” dan nikahilah para pemuda dari kamu sekalian yang shaleh, atau dalam firmannya yang lain :”Fankihu ma thaba lakum minannisa”, kawinilah wanita-wanita yang kamu kehendaki. Kesemuanya ini mengisyaratkan bahwa tujuan nikah yang pertama adalah untuk mengikuti atau melaksanakan perintah Allah SWT, yang kedua: mengikuti sunnah Rasulullah SAW, ketiga: ingin membina keluarga yang islami, keempat: ingin mempunyai atau memperbanyak keturunan agar yang menyembah Allah lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menyembah-Nya.
Olehnya itu perbaikilah niat bahwa nikah itu pada dasarnya adalah untuk ibadah sehingga kalau misalnya suami pulang bertemu isteri pun termasuk ibadah bahkan ketika Rasulullah SAW menerangkan, kalau suami kumpul (gitu deh) dengan isterinya adalah ibadah dan mendapat pahala, para sahabat kaget dan bingung,”Masa sih bersenang-senang dengan istri termasuk ibadah dan mendapat pahala”, jawab rasul:”Bagaimana kalau kalian berzinah”,sehingga bersenang-senang denga isteri pun termasuk ibadah dan mendapat pahala.
Nikah adalah sebagian dari agama, dengan menikah berarti menyempurnakan ibadah dan dengan menyempurnakan ibadah berarti menyempurnakan agama, bahkan menikah itu sendiri dapat membuat orang menjadi kaya, sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surah An nur ayat 32 :”Wankihul ayama minkum wasshalihina min ibadikum wa imaikum in yakunu fuqaraa yughnihimullah min fadhlihi wallahu waasiun ‘alim”. yang artinya: dan nikahkanlah laki-laki yang sendirian dan perempuan yang janda diantara kamu serta hamba laki-laki dan perempuan kamu yang patut nikah, jikalau mereka miskin maka Allah akan menjadikan mereka kaya dengan karunianya, dan Allah maha luas (pemberiannya) lagi maha mengetahui. dalam ayat tersebut, kata “yughnillahu” atau ja’alahumullahu ghaniyan menunjukkan bahwa Allah dengan segala kekuasaannya akan menjadikan mereka itu kaya dengan perkawinannya.
Pasti orang akan bertanya “Masa sih, dengan menikah dapat membuat orang menjadi kaya”, jawabannya simpel dan praktis adalah Aghlabiyah (mayoritas) orang yang kaya adalah orang yang telah menikah bukan yang masih bujang, hal ini disebabkan karena orang yang masih bujang belum mampu memanage keuangannya dengan baik meskipun ia berpenghasilan lumayan banyak, duitnya tersebut akan habis entah dibelanjakannya ke mana, berbeda dengan orang-orang yang telah menikah, karena orang yang telah menika tanpa disadarinya telah mendapat beberapa kelebihan sebagai hasil dari penyempurnaanya terhadap agama, meskipun keuangan kurang memadai namun ia masih memiliki apa yang orang bujang belum tentu miliki yaitu isteri dan anak. Tidak heran jika anda akan melihat lancarnya rezki kawan atau saudara yang telah menikah apalagi setelah mereka mendapatkan anak.
Hal ini kembali ke masalah kecil yang telah banyak diketahui orang namun mengabaikannya atau dapat dikatakan sebagai suatu rahasia yang harus dipertanyakan “Mengapa di dalam bahasa Arab, kemaluan wanita disebut ‘Faraj’”,yaitu terbuka:
Pertama : Karena Faraj (kemaluan wanita) itu berada di tempat yang tersembunyi namun selalu terbuka, keterbukaan faraj tersebut dapat berarti, terbuka saat dimasukin dan terbuka saat mengeluarkan anak.
Kedua : Kata ‘Faraj’ jika dihubungkan dengan Lafdzul Jalalah akan menjadi “Farajallah” yaitu Allah akan membuka pintu rahmat-Nya, yang menjadi pertanyaan, kapankah pintu rahmat tersebut dibuka? Jawabannya sudah sering kali bahkan menjadi basi terungkap dari bibir nenek moyang sampai kepada orang tua yaitu Anak adalah Pembawa Rahmat.
Dari kedua arti di atas, jelas menunjukkan bahwa “FARAJ” jika dibuka dengan sendirinya akan terbuka pintu rahmat, dengan kata lain FARAJALLAH Allah SWT akan membuka pintu rahmat bersamaan dengan terbukanya Faraj. Jadi memang benarlah apa kata nenek moyang dan orang tua bahwa anak adalah pembawa rezki dan rahmat. Tidak heran anda akan melihat lancarnya rezki saudara, kakak dan kawan di saat anaknya lahir secara tiba-tiba tanpa diketahui. Kesemuanya itu kembali ke Yughnillahu yaitu Allah akan menjadikan mereka kaya.
Olehnya itu, perbaikilah niat untuk menikah semata-mata adalah ibadah, agar Farajallah benar-benar Yughnillah, singkirkan keraguanyang ada di hati untuk menikah, bertekadlah untuk menjadi pribadi mandiri yang bertanggung jawab, menikmati hidup di masa muda bukan sekedar memperbanyak harta lalu membeli apapun yang diinginkan melainkan bersyukur dengan melakukan sesuatu yang membuat hidup lebih bermakna, jadikanlah menikah sebagai pilihan, jika ada yang bertanya kapan akan menikah, jangan terus menerus menjawab “belum siap” tapi jawablah dengan Insya Allah agar benar-benar merupakan ibadah.

Kamis, 10 Februari 2011

Kewajiban Pertama Seorang Manusia


Permasalahan tauhid sangat penting dalam pandangan Islam. Kesalahan dan penyimpangan dalam masalah ini sangat berbahaya, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para ulama memberikan perhatian serius dalam permasalahan ini. Khususnya tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah yang langsung menjadi intisari peribadatan setiap manusia.
Oleh karena itu, Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandang kewajiban pertama bagi hamba Allah adalah syahadatain yang berisi tauhid uluhiyah dan mutaba’ah, sebagaimana dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Sesungguhnya para salaf dan para imam sepakat memandang kewajiban pertama yang diperintahkan kepada hamba adalah syahadatain. Juga sepakat orang yang mengucapkan syahadatain sebelum baligh-nya tidak diperintahkan untuk memperbarui hal tersebut setelah (mencapai usia) baligh.” (Dar’u Ta’arudh al-Aqli wan-Naqli, 8/11)
Dasar dari kesepakatan ini dapat diringkas dalam empat dalil yaitu:
Semua utusan Allah (rasul) berdakwah kepada tauhid uluhiyah dan mengikhlashkan ibadah semata kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.’” (Qs. an-Nahl/16: 36)
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.’” (Qs. al-Anbiya`/21: 25)
Demikian juga banyak ayat turun menjelaskan individu para rasul yang menyeru kaumnya kepada tauhid uluhiyah, sebagai contoh adalah:
Nabi Nuh yang dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلاَهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata, ‘Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (kiamat).’” (Qs. al-A’raf/7: 59)
Nabi Hud yang dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلاَ تَتَّقُونَ
“Dan (kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” (Qs. al-A’raf/7: 65)
Nabi Shalih yang dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
“Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shalih. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.’” (Qs. al-A’raf/7: 73)
Nabi Syu’aib yang dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
“Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.’” (Qs. al-A’raf/7: 85)
Dari dasar ini jelas nampak dua perkara:
Pada asalnya bani Adam bertauhid dengan benar dan itu berlalu sampai sepuluh abad antara Nabi Nuh dengan Nabi Adam.
Jelas kesyirikan yang terjadi pada manusia adalah kesyirikan dalam uluhiyah.
Setelah jelas dua hal ini, nampaklah para rasul diutus untuk mengajak manusia untuk bertauhid uluhiyah dengan benar dengan cara beribadah hanya kepada Allah dan tidak kepada selain-Nya. Dari sini, jelaslah kewajiban pertama seorang hamba adalah menauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tauhid uluhiyah, ditambah lagi adanya dalil-dalil yang menunjukkan manusia dilahirkan dalam keadaan fithrah.
Setiap orang yang belum mengakui keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala harus didakwahi pertama kali untuk mengakui hal ini yang akan menjadi sarana untuk mengakui peribadatan hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak pantas diberikan kepada selain-Nya. Dengan demikian, kewajiban mengakui adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi sarana mengetahui kewajiban yang inti yaitu tauhid uluhiyah, sebab pengakuan Allah saja tidak cukup.
Tujuan dari penciptaan manusia adalah ibadah.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. adz-Dzariyaat/51: 56)
Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan penciptaan manusia untuk tujuan ibadah, oleh karena itu perintah pertama kepada manusia adalah perintah ibadah dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah/2: 21)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak dan memerangi manusia untuk mengucapkan syahadatain.
Hadits-hadits tentang hal ini sangat banyak hingga Abul Muzhaffar as-Sam’aani rahimahullah (wafat tahun 489 H) menyatakan, “Hadits-hadits yang menjelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak orang-orang kafir kepada Islam dan syahadatain sudah mutawatir.” (Mukhtashar al-Intishaar Liahlil Hadits – ada dalam kumpulan kitab Shaun al-Mantiq, karya Imam as-Suyuthi, hal. 172)
Di antara hadits-hadits tersebut adalah:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ فَمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّى مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلاَّ بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga menyatakan ‘Laa Ilaaha Illa Allah’. Maka, siapa yang menyatakan ‘Laa Ilaaha Illa Allah’ maka telah melindungi harta dan jiwanya dariku, kecuali dengan haknya dan hisabnya ada pada Allah.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Hingga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada sahabat yang mulia Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhuketika mengutusnya ke Yaman dengan wasiat yang berbunyi:
إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى
“Sesungguhnya kamu akan mendatangi satu kaum dari ahli kitab, maka hendaknya ajakan kamu kepada mereka yang pertama adalah mengajak mereka bertauhid.” (Muttafaqun ‘alaihi dan lafadznya adalah lafadz al-Bukhari)
Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri ketika membai’at para sahabatnya, baik yang lelaki, maupun yang wanita mengawali bai’atnya dengan ucapan:
بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا
“Berbai’atlah kalian untuk tidak berbuat syirik kepada Allah.” (HR al-Bukhori, lihat Fathu al-Baari 1/64)
Ijma’ para ulama salaf. Hal ini disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagaimana telah dijelaskan di atas dan juga Ibnu al-Mundzir radhiallahu ‘anhu (wafat tahun 318 H) menyatakan, “Semua ulama yang saya hafal bersepakat (ijma’), bahwa orang kafir apabila mengucapkan syahadatain (asyhaduan laa ilaaha illa Allah wa asyhaduanna Muhammadan abduhu warasuluhu), dan (meyakini) semua ajaran Muhammad adalah benar serta berlepas diri dari semua agama yang menyelisihi agama Islam dalam keadaan baligh dan berakal, maka ia adalah muslim” (Dinukil oleh Syeikhul Islam dalam kitab Dar’ut Ta’aarud al-Aql wan-Naql, 8/7)
Imam Abul Muzhaffar as-Sam’aani rahimahullah (wafat tahun 489 H) menjelaskan, bahwa pendapat yang menyatakan kewajiban pertama seorang adalah meneliti adalah pendapat bid’ah yang tidak dikenal di kalangan para sahabat dan tabi’in. Karena, seandainya sudah dikenal pastilah mereka nukilkan kepada kita, karena besarnya perhatian mereka terhadap agama ini. Apalagi yang diklaim adalah kewajiban pertama seorang manusia!  Yang sudah terkenal mereka menyeru kepada Islam dan merekalah yang menyampaikan jalan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam dakwahnya. Hal ini menunjukkan yang sudah jelas pasti di kalangan mereka adalah dakwah pertama kepada orang kafir adalah syahadatain dan keduanya adalah kewajiban pertama dan utama (Lihat Mukhtashar al-Intishar Liahlil Hadits, hal. 171-172)
Demikian juga Ibnu al-Qayyim rahimahullah, “Kaum muslimin ber-ijma’ (sepakat -ed), bahwa orang kafir apabila mengucapkan Laa ilaaha illa Allah Muhammad Rasulullah, maka telah masuk Islam” (Madaarij as-Saalikin, 3/421)
Hal ini menunjukkan, bahwa syahadatain adalah kewajiban pertama seorang manusia dalam Islam.
Dari penjelasan dasar-dasar yang menunjukkan kewajiban pertama seorang adalah menauhidkan Allah dalam peribadatan yang mengandung di dalamnya jenis tauhid lainnya.
Satu Keharusan!
Mengajak manusia memahami dan meyakini tauhid dengan benar adalah satu keharusan yang wajib diperhatikan dan tidak diremehkan, karena itu adalah kewajiban utama dan pertama bagi para hamba Allah yang menginginkan kebahagian dunia dan akhirat. Ironisnya, banyak sekali kaum muslimin masih meremehkan dan tidak peduli dengan tauhid uluhiyah ini dengan tidak mempelajari dan mengajak orang kepada hal ini. Padahal, banyak sekali kesyirikan dilakukan kaum muslimin dalam keadaan mereka tidak mengetahui hal itu adalah kesyirikan dan lawan dari tauhid uluhiyah. Semua ini tidak lepas dari ketidaktahuan mereka terhadap tauhid uluhiyah dan kandungan serta tuntutannya.
Bila melihat kepada kejahilan banyak kaum muslimin terhadap tauhid uluhiyah ini tidak lepas dari beberapa sebab, di antaranya:
Kaum Muslimin belum mengerti urgensi tauhid dan kewajibannya seputar masalah ini.
Tidak adanya dakwah yang benar dalam menjelaskan kepada mereka permasalahan tauhid ini.
Adanya ke-bid’ah-an yang terus dikembangkan para musuh Allah dengan sengaja dan kaum muslimin sendiri tanpa sadar yang menutup dan menghalangi mereka mendengarkan kenbenaran,
Adanya para da’i yang menyeru mereka untuk meninggalkan ilmu dan meremehkan permasalahan tauhid ini.
Mengutamakan tradisi-tradisi budaya dengan mengesampingkan syariat, sehingga dengan dalih mengembangkan tradisi budaya mereka kembangkan beranekaragam kesyirikan, seperti sedekah laut dan sebagainya.
Hal-hal ini membutuhkan perhatian dan pengorbanan serta kesabaran yang tinggi dari para ulama, da’i dan orang-orang yang telah berpegang teguh kepada al-Qur`an dan sunnah di atas metode pemahaman salafush shalih dalam mempelajari, mengajak dan mengajarkan serta mengamalkan tauhid ini dalam setiap sendi kehidupannya.
Inilah satu keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi dalam upaya mencapai kejayaan ummat, sebagaimana hal ini telah memperbaiki generasi-generasi mulia terdahulu.
Lihatlah pernyataan Imam Malik bin Anas rahimahullah:
لاَ يُصْلِحُ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلَحَ بِهِ أَوَّلُهَا
Tidak akan memperbaiki akhir umat ini, kecuali dengan sesuatu yang menjadikan awal umat ini baik.
Cukuplah contoh dakwah para Nabi sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai dasar dan dalil yang jelas kebenaran dakwah yang mengajak manusia mengenal tauhid uluhiyah.



Artikel: www.PengusahaMuslim.com

Selasa, 08 Februari 2011

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:


1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan
"nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu
berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia
ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,
siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis
rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding
terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang
kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi
kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar  orang yang bertalian
darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari
itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham ,
yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang  ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. 
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah
dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia
akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara,
sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung
kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut
dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada
yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang
lama. 

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil
dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad
syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir
tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf
ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir
kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak
tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an
menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus
hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku
penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika
mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan
Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),
sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan
bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al
jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari
hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5
dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan
tiba.  Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur
dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori  ila wajhika
wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya
memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa
Nuzhat al Musytaqin,  Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub),  dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il
tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik
kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang
menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada
pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika  menyatakan bahwa
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la
yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Salam Cinta,

update status via facebook for blackberry tanpa ponsel blackberry

Sobat Blogger ingin update status facebook via BlackBerry, walau pun tidak punya BlackBerry, saya sudah buat aplikasinya di blog ini. Silahkan pilih update status facebook yang ada di samping bagian kiri. Langsung tulis status anda, dan klik bagikan. hasilnya bisa anda liat langsung di beranda facebook sobat blogger semua. Tidak hanya Blackberry..tapi saya juga sudah membuat aplikasi lain yaitu iPhone, OVI by Nokia, twitter & snaptu.

Bagi sobat blogger yang ingin update status facebook via BlackBerry, iPhone, Snaptu, twitter, dan OVI by Nokia, jika di akses dari Handphone (opera mini) tentu agak berat untuk loading di blog ini. Oleh karena itu, untuk sobat blogger semua saya buatkan aplikasi khusus yang bisa di akses dari opera mini. silahkan kunjungi http://www.martenmazza.phpnet.us/ langsung dari handphone anda.

Update : sekarang bisa di akses langsung dari handphone anda dengan mengetikhttp://m.viaphone.co.cc dari browser handphone anda

Ada beberapa pilihan diantaranya:

1. via BlackBerry
2. via iPhone
3. via Ovi by Nokia
4. via Snaptu
5. via Twitter