Jumat, 20 September 2013

UKHTI, KUTEGUHKAN HATI INI UNTUK TETAP MEMILIHMU



Ukhti...
Telah kuteguhkan hati untuk memilihmu
Telah kuteguhkan diri untuk selalu dapat memilikimu

Akan tetapi...

Jika engkau masih bertanya sebesar apa rasa cintaku kepadamu
Maka kujawab bahwa cintaku kepadamu tak mungkin melebihi rasa cintaku kepada Allah Rabbku

Jika engkau masih bertanya sebesar apa rasa sukaku kepadamu
Maka kujawab bahwa sukaku kepadamu tak mungkin melebihi rasa sukaku pada ibadah dan amal baikku

Jika engkau masih bertanya sebesar apa rasa sayangku kepadamu
Maka kujawab bahwa sayangku kepadamu tak mungkin melebihi rasa sayangku kepada Muhammad Nabiku

Dan jika engkau masih bertanya sebesar apa rasa setiaku kepadamu
Maka kujawab bahwa setiaku tak mungkin melebihi rasa setiaku kepada Islam Agamaku

Ukhti...
Jika kita saling suka karena kecantikan dan keindahan serta kemuliaan akhlak
Jika kita saling mencintai karena Allah
Jika kita saling menyayangi dan saling setia hati karena niat ibadah

Maka percayalah!

Bahwa Allah juga akan senantiasa menjaga dan akan memberikan cinta yang akan kita rajut bersama
Dan Allah juga akan selalu menjaga cinta dari setiap hamba-Nya yang senantiasa melebihkan rasa cinta kepada-Nya dibanding cinta pada yang lainnya

Ukhti...
Percayalah, telah kuteguhkan hati ini untuk memilihmu
Telah kuteguhkan diri untuk selalu dapat memilikimu

Kamis, 19 September 2013

Suami SIAGA "BUKAN KARENA TAKUT KEPADA ISTERI"

(1) Suami yang mencuci baju sendiri bukan karena ingin menyenangkan isterinya, bukan karena takut tangan istri menjadi kasar, tapi KARENA Rasulullah SAW MELAKUKANNYA.

(2) Suami tidak bersuara keras pada istri bukan karena takut dengan isterinya akan marah dan pergi dari rumah, tapi KARENA Rasulullah SAW MELAKUKANNYA.

(3) Suami sabar dan diam ketika istri menuntut hal-hal di luar batas kemampuannya bukan karena takut ditinggalkan sang isteri, tapi KARENA Rasulullah SAW MELAKUKANNYA.

(4) Suami tersenyum melihat istrinya cemburu kepada perempuan lain bukan karena takut kepada isterinya, tapi KARENA Rasulullah SAW MELAKUKANNYA.

(5) Suami memakan makanan istrinya yang asin atau pun yang keras bukan karena mencoba romantis di depan isteri, tapi KARENA Rasulullah SAW MENGHARGAI MASAKAN ISTRINYA.

(6) Suami mengumpulkan sejumlah dana untuk disimpan isteri bukan karena bodoh dalam mengatur keuangan, tapi KARENA Rasulullah SAW MELAKUKANNYA.

(7) Suami merawat anak-anak kecil ketika mereka sakit bukan karena mereka cocok jadi perawat pribadi, tapi KARENA Rasulullah SAW MELAKUKANNYA.

Jadi intinya..

Berhentilah melakukan sesuatu karena merasa isteri kita adalah nafas kita, jantung hati kita, kehidupan kita, itu sesuatu hal yang aneh yang coba dikaitkan dengan sesuatu yang romantis. Lelaki yang romantis bukan yang selalu menurut semua kemauan isterinya.

Lakukanlah, jika Rasulullah SAW melakukannya. Tuntunannya karena Rasulullah SAW.

Maka hal itu akan bernilai ibadah. Namun bila tujuannya karena isteri anda, bisa saja yang anda dapatkan cuma ridha dari isteri, bukan Ridha dari Allah SWT.

Maka berhatilah-hatilah, karena ibadah itu yang dinilai adalah NIATNYA...!!!
Stop melakukan tindakan sok romantis yang tidak jelas pangkal ujungnya.

SETUJUUU...???


Rabu, 18 September 2013

Sang Pemimpi [ Anak Kampung ]

Bisa dibilang dia adalah salah satu anak kampung yang sederhan, pekerja keras dan ulet. Dia dari keluarga yang sederhana dan kurang mampu jika harus mengejar cita - cita menjadi sarjana muda. Namum dengan tekat kuat dan kerja keras anak kampung itu selalu selalu dan selalu memutar otak agar bisa mengejar cita - citanya menjadi sarjana muda.

20 Juli 2007, Anak kampung itu gini lulus dari sekolah menengah kejuruan, Anak kampung itu mulai memikirkan apa dan bagaimana agar bisa melanjutkan menjadi sarjana muda...???. Waktu itu ketika azan mahrib setelah anak kampung itu sholat dan berdoa agar Allah memberi jalan agar bisa mewujudkan cita - citanya menjadi sarjana, Anak kampung itu mendatangi ayah dan ibunya,,,:( dan anak kampung itu berkata dengan kedua orang tuanya...

Ibu dan bapak yang aku sayang, gini putramu telah menyelesaikan sekolahnya,,,:) sekiranya ibu dan bapak berkenan " Apakah saya boleh melanjutkan sekolah dibangku kuliah,,,ibu dan bapak ?. " sembari memasang muka sedih dan keinginan yang kuat,,,:(

Ibu dan bapak anak kampung itu sempat kaget dan diam memikirkan keinginan putranya itu...:( kemudian sang bapak menjawab dengan nada lembut, " putraku,,,bukanya bapakmu ini tak merestuimu untuk melanjutkan sekolahmu, tapi dengan keadaan orang tuamu seperti ini, apakah mampu untuk membiayai sekolahmu dibangku kuliah nanti " :(. Sang bapak menjawab dengan dengan muka sedih :( .

sang putrapun sedih dan sedikit ada rasa kecewa setelah mendengar kata - kata dari bapaknya itu, dan kemudian ibupun berkata, " putraku...tak usah kau bersedih, saat ini mungkin kau tak bisa melanjutkan cita - citamu itu, tapi berdo'alah, semoga suatu saat cita - citamu itu bisa tercapai ", ibupun berkata sembari meneteskan air mata" :(

Dengan keteguhan hati dan sedikit rasa kecewa sang putrapun berkata ", iyaa ibu bapak,,,,maafkan putramu ini jika menginginkan sesuatu tanpa melihat keadaan bapak dan ibu " :( Doakan saja ibu dan bapakku sayang,,,semoga nanti putramu ini bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan cita - cita ini dan membuat bangga ibu dan bapak .

Ibu dan bapak berkata,,,pasti  ibu dan bapak mendo'akanmu putraku, do'a ibu dan bapak menyertaimu, bapak dan ibu akan berusaha agar putraku ini dapat melanjutkan sekolahnya dan menjadi kebanggaan ibu dan bapak.

------------------------------------To Be Continued--------------------------------------------------------------
Mari kita lanjutkan teman - teman cerita sang pemimpi [ anak kampung ] :D


Seminggu setelah mendengar keputusan dari ibu dan bapaknya, jikalau tidak bisa membiayai putranya melanjutkan sekolahnya, Sang putrapun meminta ijin ibu dan bapaknya untuk pergi ke ibukota bekerja mencari modal untuk biaya mewujudkan cita - citanya yaitu melanjutkan sekolahnya ke jenjang kuliah . 
Dengan berat hati dan sembari meneteskan air mata, ibu dan bapak sang pemimpi [ anak kampung ] itu memberi ijin putranya untuk berangkat bekerja mencari modal untuk melanjutkan cita - citanya ke jenjang kuliah, " putraku,,,berhati - hatilah dikalau kerja nanti, jangan lupa sholat lima waktu dan banyak - banyak berdo'a,,,maafkan ibu dan bapakmu ini yang tidak bisa membantumu mewujudkan cita - citamu putraku ". sang putrapun meneteskan air mata sembari mencium tangan ibu dan bapaknya dan berkata " tidak apa - apa ibu bapak, saat ini mungkin belum bisa, nanti insyallah lain waktu pasti bisa ko ibu bapak,,,,:( putramu berangkat dulu ibu bapak, jaga kesehatan ibu dan bapak " #Tersedu - sedu,,,

Tibalah sang putra itu diibukota, sang putra itupun menuju rumah petak di kontrakan temenya. Hari demi hari sang putra itu memasukan surat lamaran dari satu perusahaan ke perusahaan lain, di kala senggang sembari menunggu panggilan kerja sang putra itupun ikut kerja di proyek perumahan sebagai kuli banggunan bersama teman dari kampungnya. waktu itu hari jum'at dan pertama kalinya sang putra itu bekerja sebagai kuli banggunan sembari menunggu panggilan kerja dari perusahaan yang dia lamar. " Teman begitu beratnya ya bekerja di proyek,,,,harus berkotor - kotoran, mengangkat semen, pasir, batu dll lain tempat satu ke tempat yang lain '. hari demi hari, minggu demi minggu dilalui sang putra itu dengan sabar sembari menunggu panggilan dari perusahaan yang dia lamar. Akhirnya waktu itu hari selasa sebulan setelah memasukan surat lamaran, sang putra itupun dipanggil interview, training dan langsung kerja....Subkhanallah begitu senangnya putra itu :).

Izinkan Aku Menikahimu Ukhti,,, *catatan Ikhwan*

Menikah itu...
* Menyelamatkan Perasaan
* Menyelamatkan Harga Diri
* Menyelamatkan Kehormatan
* Menyelamatkan Pikiran
* Memperjelas Nasab

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS ar-Ruum [30]: 21)

Tujuan Pernikahan Menurut Islam
# Memenuhi naluri untuk melanjutkan/melestarikan keturunan
# Meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
# Menegakkan rumah tangga yang islami
# Menyelamatkan akhlak
# Mendapatkan keturunan yang shalih/shalihah

Bilakah Aku Jatuh Cinta
Rabbi...
Aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh hati
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang

Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Rabbi...
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta

Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu
yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Rabbi...
Izinkan bila suatu saat aku jatuh hati

Pilihkan untukku seorang yang hatinya
penuh dengan kasih dan cinta-Mu
Dan membuatku makin menganggumi-Mu

Rabbi...
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami,
Jodohkanlah kami,
Satukanlah kami,
Berilah kami kesempatan untuk lebih
mendekati cinta-Mu,
Dalam suasana yang sakinah, mawaddah dan rahmah

Rabbi...
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati

Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku

Anugerahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Izinkanlah aku untuk menemui kerinduan-Mu

Dari
Seorang Teman yang Tak Kutahu Namanya

Sebelum “Nekat” Menikah, bekali diri dengan…
> Jangan abaikan soal biaya
> Poles mental supaya mantap
> Tidak buta tentang ilmu seputar pernikahan
> Komunikasikan dengan keluarga dan pihak terkait

Cinta dan Mencintai
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat
Cinta membutuhkan proses
Cinta itu konstruktif
Cinta cenderung konstan
Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Cinta berani melakukan hal menyakitkan (demi yang dicintai)
Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta tidak melenyapkan semua masalah

Membangun Keluarga “Samara”: Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah
# Saling percaya
# Saling peduli
# Saling menguatkan
# Saling mendukung
# Perhatian
# Menjalin komunikasi yang baik dan sehat
# Semua dilandasai dengan keimanan kepada Allah Swt.

لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ
أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآَخِرَةِ

Hendaklah seseorang di antara kalian mengambil hati yang bersyukur, lisan yang penuh dzikir, dan isteri yang beriman yang menolong orang itu menggapai akhirat (HR. Ibnu Majah, no. 1846)

أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ
إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
Maukah engkau aku beri tahu sesuatu yang (paling berguna) ditimbun oleh seseorang, wanita shalihah apabila ia (suami) memandangnya ia (isteri) menjadikannya senang, apabila memerintahkannya ia pun mentaatinya, dan apabila ia tidak ada maka ia (isteri) menjaganya (HR. Abu Daud, no. 1417)

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالرَّجُلُ
رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا
وَهِيَ مَسْئُولَةٌ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ أَلاَ
فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ

Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. Imam adalah pemimpin, dia dimintai pertanggungjawaban. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya, ia dimintai pertanggungjawaban. Isteri adalah pemimpin di rumah suaminya, ia dimintai pertanggungjawaban. Hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya, ia dimintai pertanggungjawaban. Jadi, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian dimintai pertanggungjawaban (HR. Bukhari, no. 4789)

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ َلأَََََحَدٍ لأَِمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ
لِزَوْجِهَا

Andai aku dibolehkan menyuruh seseorang sujud pada orang lain niscaya akan aku perintahkan wanita sujud kepada suaminya (HR. Tirmidzi, no. 1079)

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

Perempuan manapun yang meninggal dalam keadaan suaminya ridlo kepadanya niscaya ia akan masuk sorga (HR. Tirmidzi, no. 1071)

Peran dari Orangtua dan Keluarga Besar :
> Memberikan arahan dan bimbingan
> Mendukung jika itu adalah kebenaran
> Peduli tapi tidak mencampuri urusan
> Perhatian tapi tidak mengatur terlalu jauh
> Menyayangi, tetapi tidak memaksakan kehendak
> Mendoakan dan membantu sekuat kemampuan. Baik solusi berupa ide maupun materi

Sekadar nasihat sederhana...…
"Dahulu Anda adalah manusia bebas yang boleh pergi sesuka Anda. Tetapi sejak pagi ini, bila Anda belum juga pulang setelah larut malam, di rumah Anda ada seorang wanita yang tak bisa tidur karena mencemaskan Anda.
Kini, bila berhari-hari Anda tidak pulang tanpa berita, di kamar Anda ada seorang perempuan lembut yang akan membasahi bantalnya dengan linangan air mata. Dahulu, bila Anda mendapat mushibah, Anda hanya akan mendapat ucapan, "Turut berduka cita" dari sahabat-sahabat Anda.
Tetapi kini, seorang isteri akan bersedia mengorbankan apa saja agar Anda meraih kembali kebahagiaan Anda. Anda sekarang mempunyai kekasih yang diciptakan Allah untuk berbagi suka dan duka dengan Anda"

“Melangkah sejengkal ke telaga kesabaran. UKHTI, MAAF ATAS SALAH. Sejenakku butuhkan rehat. Bersama merapuhkan kita. Untukmu, Ukhti Shalehah: kukirimkan do’a dalam sunyi”
Kututup kembali rapat-rapat diary malam ini. Serapat hatiku melupakan kenangan itu. Serapat jauh ku tepis harapan itu. Serapat kuat ku alihkan semua nya. Hingga kau benar-benar pergi membawa seribu kepedihan yang menyisa. Untukmu, yang biasa kupanggil dengan sebutan ukhti shalehah…
Tak mampuku tuk menyelami suara sepi itu. Sepatah keteguhanmu kini hanya menjadi penghias memori lamaku. Masih adakah kau ingat itu dari kejauhan sayup diseberang disana?? Aku merindukan semuanya. Dan disini masih kunantikan engkau kembali katakan, “mari kita rajut tali temali itu..”
Keraguan melangkahkan kaki ini, membuatku semakin bimbang. Mendekatimu, semakin membuat engkau berlari menjauh. Dan, terdiam dalam seribu tanya, semakin memperkuat erat genggaman didalam angan membiruku. Ya, karena aku tak mampu menyelami suara sepi itu, hingga aku katakan padamu.. “biarlah kulepaskan semua……..”
Ukhti shalehah.. hingga hari ini, aku masih menanti jawabmu. Sungguh, bukan kebencian yang hadir saat ini. Rajutan itu kini sudah semakin melonggar dari setiap benangnya. aku ingin menatapmu, dan mendengarkan semuanya. Semuanya………. Hingga benar-benar aku memiliki alasan ‘tuk melepaskanmu.
Mungkin, tak guna juga kusesali semuanya. Ketidakmampuan menjadi teladan bagi sahabat-sahabatku, dan kesibukan akan dunia untuk keberhasilanku, kesemuanya seakan-akan menjelma menjadi hukuman akan perubahan yang terjadi. Hingga tanpa kusadari.
Ya Allah, jika masih belum terlambat bagiku untuk menengadahkan dikedua tangan ini dihadapanMu. Masihkah ada waktu ‘tuk Kau beri kesempatan bagi kami merubah kembali semua ini???
Karena Engkaulah yang Maha membolak balik hati setiap hambanya. Aku meminta dalam lirih do’a kesunyian, “Aku begitu mencintai saudariku. Seandainya Kau perkenankan mengembalikan hangatnya ukhuwah yang telah kami bingkai dulu, akan ku ubah semua salah dan khilafku. Aku akan menjaga kenikmatan dalam perjalanan hidup ini dengan penuh makna dari mengingatMu, hingga saudaraku pun juga semakin yakin dalam hatinya bahwa aku dari kejauhan ini juga selalu akan menguatkan langkah-langkahnya didalam butiran do’a ini.
Aku ingin menggenggam erat semuanya. Hingga perubahan-perubahan ukiran pahatan itu kini tak mengalami perubahan sedikitpun. Bahkan, andaikan waktu dapat ku hentikan. Akan kutahan sejenak jarum jam itu, agar dapat ku memohon padanya ‘tuk menyampaikan sebuah janji itu sekali lagi. Agar semakin jelas kulihat bahasamu dari kesungguhan itu. Dan agar semakin kuat keistiqomahan itu turut memperkuat hatiku. Dalam menapaki kehidupan yang hanya sekali ini…………….
Teruntuk padamu ukhti sholehah, aku masih menanti jawabmu. Perjalanan ini semakin memberikan arti akan peran seluruhnya. Belajar dari setiap kejadian. Agar disuatu hari, kau dapat merenungkan semua perubahan ini. Menjadikan suara hati yang kutuliskan hari ini untukmu, menjadi sebuah pertimbangan jika kau memutuskan untuk melangkah kebelakang.